November 16, 2019 Edwin

Pengalaman Mengikuti NMCC AHT 1

NMCC Anti Human Trafficking Piala Prof Hadi Kusuma adalah perlombaan NMCC kedua yang kuikuti.

Setelah berakhirnya mimpi buruk di NMCC AML V, bayangan kekalahan masih terus menghantuiku. Hampir setiap hari kepikiran "kenapa harus kalah sepahit ini".

Bahkan tak jarang, sampai terbawa mimpi masa-masa sedang latihan dulu.

Mimpi apa yang paling berkesan?

Pengumuman delegasi masuk babak final dan latihan sidang untuk simulasi persidangan finalnya di kamar.

Ya, impian ku dulu di AML tidak tinggi-tinggi amat, masuk final saja sudah hebat.

TAPI MIMPI TETAPLAH MIMPI.

 

Melihat dan merasakan sistem yang masih punya banyak kelemahan, entah kenapa muncul dibenakku untuk menawarkan penambahan bidang baru di kepengurusan. Karena sebelumnya semua IG KPS-KPS ataupun sejenisnya dari berbagai universitas kuamati, mereka punya tata kelola organisasi yang lebih baik lagi.

Singkat cerita, akhirnya dalam rapat musyawarah 2018, Bidang Kompetisi lahir.

 

Planning ku sebenarnya di tahun 2019 adalah aku ingin aktif dan mengikuti organisasi yang dari tahun 2018 sudah terdaftar menjadi anggota tapi masih sedikit kuikuti kegiatannya. Sebut saja si Biru.

Oprec pengurus kps periode 2018-2019 dibuka. Dan sesuai janjiku saat 2018, aku tidak akan mau menjadi BPH, Kabid maupun wakabid di empat bidang yang lama (diklat,wirus,keanggotaan, infokom). Berhubung bidang baru yang kutawarkan diterima dan terbentuk, maka aku mendaftar menjadi anggota bidang kompetisi.

Ya, tidak akan terlalu sibuklah pikirku kala itu.

 

Suatu hari, rapat umum punya agenda untuk membahas undangan lomba yang masuk, ada 3 yang dibawakan disana. AHT I, Tahapary I, dan Soedarto VII.

Setelah perdebatan alot dalam rapat umum yang memakan waktu 2 hari, hasilnya NMCC AHT I terpilih untuk dikirimkan tim delegasi.

 

Sekarang babak baru dimulai, mari mencari MT.

Sosok MT yang muncul dibenakku adalah sosok MT ku dulu di AML V. Berat sekali tugas dan tanggung jawabnya, dan sama sekali bukan hal yang cocok dengan karakteristik ku saat itu.

Pencarian MT seperti mencari anak yang hilang. Sulit ditemukan.

Akhirnya sebuah pertemuan di perpustakaan fh usu melahirkan ide baru, MT 1 dan MT 2.

 

Seleksi anggota dilakukan, yang sebenarnya tidak layak disebut seleksi. Ya, tidak ada yang tersisih disini. Cukup 17 kepala saja udah syukur, aku dan satu temanku hanya bersedia dengan kondisi tertentu. Nama-nama tim tersebut diumumkan di grup kps.

 

Niat awal adalah menjalankan hal yang aku ingin ada orang lakukan saat delegasi dulu, orang yang mendampingi.

Awalnya berjalan lancar, hingga suatu hari muncul masalah. Resuffle terjadi.

Dan sudah menjadi tugas bidang yang kuikuti itu untuk mencari penggantinya. Hasilnya? Nihil. Ya, tidak ada yang berniat.

 

Apa yang kukatakan saat seleksi delegasi itu yang akhirnya membawaku untuk masuk ke tim ini.

Akupun memulai kehidupan delegasi kembali. Klinis di waktu yang bersamaan benar-benar menjadi hal yang cukup merepotkan.

 

Berbekal kenangan dan impian di masa lalu, tentu tidak ingin menghabiskan waktu berbulan-bulan ini hanya untuk menemui hasil yang sama dengan November 2018 lalu itu. Ya, tujuannya utamanya adalah menang. Bukan menanggung.

 

Makan hati menjadi makanan sehari hari,

tekanan dari berbagai sisi sudah menjadi teman setia yang mendampingi

tidak satunya visi menjadi dilema dalam hati

 

September 2019 tiba. Waktunya berlomba.

Turun dari bus, dan menjejakkan kaki di PN Tanjung Karang untuk pertama kalinya. Besok kita kesini lagi.

Sidang penyisihan sudah selesai dimainkan.

 

Malam ketika menunggu hasil pengumuman, saat sedang menyantap makanan, orang-orang dikamar sebelah berteriak. Ya, artinya masuk final.

Oke, kulanjutkan makanan ku sampai habis dengan santai.

 

Latihan babak final dimulai.

Dosen yang hadir mendampingi malam itu sangat amat membantu. Membuka pemahaman yang selama ini masih abu-abu. Besok kita akan bersidang lagi.

 

Siang menjelang sore, bus kembali mengantar kami ke PN yang semalam kami datangi. Dengan minimnya persiapan dan waktu latihan, persidangan itu akhirnya selesai dengan waktu golden time. Suatu hal yang belum pernah tercapai saat latihan sidang final. Lega? Ya, hasil akhir liat nanti.

 

Acara closing dimulai, suatu penampilan drama yang menakjubkan dipertontonkan. Pengumuman peran terbaik tiap babak menyelingi acara-acara tersebut.

Pengumuman Runner up 3, 2, 1 dan juara umum dimulai.

Runner up 3, ya nama USU tidak ada disebutkan

Begitu juga dengan Runner up 2.

Well, sekarang waktunya penentuan, apakah menjadi runner up 1 atau juara umum.

Yang terlintas secara spontan saat itu adalah pertemuan lalu dengan teman lama. Hari terbukanya sebuah pikiran dalam dunia kompetisi.

"Terimakasih" kawan.